Arsip 2023:
Maret
Belajar bahasa Jawa mungkin merupakan sesuatu yang berat bagi sebagian orang. Kenyataannya, ternyata bukan hal yang mustahil bahwa orang Jawa sendiri merasa kesulitan mempelajari bahasa Jawa.
Keberadaban budaya dan tradisi yang bersifat kuno di masa sekarang ini nyata sedang berusaha ‘dikembalikan’ dan dipertahankan. Lestarinya budaya dan tradisi di masa modern ini menjadi sesuatu yang berharga.
Nilai-nilai kebudayaan Jawa, sebetulnya memiliki capaian yang sudah sangat tinggi, sejak zaman dahulu. Kesenian Jawa misalnya, memiliki pagelaran yang hanya ada satu-satunya di dunia: wayang. Menggabungkan seni tembang, musik, peran, dan dimainkan dari isya, hingga menjelang subuh. Karena itulah, nilai kebudayaan Jawa sebetulnya telah terserap dalam kebudayaan nasional secara umum. Bagaimana penjelasannya?
Pujangga dalam tradisi kebudayaan Jawa masa lalu, memiliki kelebihan salah satunya mengolah 'penderitaan' dengan menuangkannya ke dalam seni yang manfaatnya dapat dirasakan orang banyak. Dalam tradisi masa kini, sifat ini masih ada. Sala satunya tercermin dari lagu-lagu koplo yang sebetulnya sedih, tapi "dijogeti wae", juga dalam kepercayaan-kepercayaan semacam "dipikir karo mlaku". Lalu, benarkah orang Jawa saat ini sudah tidak seperti dulu?
Dari sekian banyak karakter orang Jawa, "peka" terhadap hal-hal kecil di sekitar adalah salah satu yang khas dari orang Jawa. Itulah mengapa ada sebutan "Jawa Panggone Rasa", atau orang Jawa adalah tempatnya "rasa". Karena kelebihan-kelebihan ini, orang Jawa juga dikenal ahli mengolah rasa. Bagaimana pujangga Jawa tumbuh dengan karakter ini?
Dalam kebudayaan Jawa, sebutan Pujangga pada awalnya disematkan kepada orang-orang terpilih yang mendapatkan wahyu kapujanggan. Gelar ini secara 'resmi' diberikan oleh entitas keraton. Meskipun sampai saat ini, masih ada beberapa orang yang mendapat sebutan pujangga, namun ternyata ada seseorang yang terkenal sebagai "Pujangga Terakhir Tanah Jawa". Siapa kah dia?
Sakjane saat teknologi melebu, budaya dan sastra jawa terancam punah kui tenan ora yo? Saiki lagu-lagu jawa akeh muncul, lha njuk piye kui?
Ra sah mumet, njoget wae kene!
Siapa bilang perempuan selalu benar? Dalam lagu-lagu Jawa, perempuan selalu salah
Sistem patriarki Jawa memaksa laki-laki memendam kerapuhan sendiri dan menyalahkan perempuan?
Nilai-nilai kebudayaan Jawa, sebetulnya memiliki capaian yang sudah sangat tinggi, sejak zaman dahulu. Kesenian Jawa misalnya, memiliki pagelaran yang hanya ada satu-satunya di dunia: wayang. Menggabungkan seni tembang, musik, peran, dan dimainkan dari isya, hingga menjelang subuh. Karena itulah, nilai kebudayaan Jawa sebetulnya telah terserap dalam kebudayaan nasional secara umum. Bagaimana penjelasannya?
Dari sekian banyak karakter orang Jawa, "peka" terhadap hal-hal kecil di sekitar adalah salah satu yang khas dari orang Jawa. Itulah mengapa ada sebutan "Jawa Panggone Rasa", atau orang Jawa adalah tempatnya "rasa". Karena kelebihan-kelebihan ini, orang Jawa juga dikenal ahli mengolah rasa. Bagaimana pujangga Jawa tumbuh dengan karakter ini?
Pujangga dalam tradisi kebudayaan Jawa masa lalu, memiliki kelebihan salah satunya mengolah 'penderitaan' dengan menuangkannya ke dalam seni yang manfaatnya dapat dirasakan orang banyak. Dalam tradisi masa kini, sifat ini masih ada. Sala satunya tercermin dari lagu-lagu koplo yang sebetulnya sedih, tapi "dijogeti wae", juga dalam kepercayaan-kepercayaan semacam "dipikir karo mlaku". Lalu, benarkah orang Jawa saat ini sudah tidak seperti dulu?