Arsip:
Video
Selamat menyaksikan pertunjukan yang memukau dari Paseban (Paguyuban Seni Banyumasan) dalam acara Selapanan Talks #2. Dengan tema “Dialog Rasa, Transformasi Masa”, Paseban membawa kita dalam sebuah perjalanan budaya yang mengeksplorasi keindahan dan keanggunan Tari Lengger […].
Waktunya review sambatan-sambatan netizen. Mana paling nggrantes?
Walaupun sambat sering dianggap sebagai hal yang buruk dan terkesan seperti tanda tidak bersyukur, namun NKSTHI justru diikuti oleh akun-akun psikolog & psikiater. Katanya, sambat adalah salah satu bagian dari "terapi jiwa". Benarkah begitu?
Tidak hanya NKSTHI, mulai banyak akun-akun serupa yang berkembang, bahkan ada dari daerah Palu yang mengganti kata sambat dengan "konga"; sambat versi orang Palu. Dalam beberapa postingannya, NKSTHI sering menggunakan Bahasa Jawa. Dan ternyata unggahan-unggahan berbahasa Jawa ini cukup menarik orang-orang untuk mencari tahu arti kata tersebut. Secara tidak langsung, NKSTHI menjadi salah satu akun "belajar" Bahasa Jawa.
Nanti Kita Sambat Tentang Hari Ini (NKSTHI), akun media sosial yang identik dengan sambatan (keluhan) lewat tulisan-tulisan berdesain grafis, menjadi salah satu akun media sosial yang cukup panjang umurnya. Bahkan sekarang, NKSTHI sudah punya 2 juta followers di Twitter! Sambatan-sambatan yang masuk ke akun ini juga beragam, mulai dari pekerjaan, rumah tangga, bahkan ada yang mengalami persoalan serius seperti keinginan mengakhiri hidup. Bagaimana awalnya NKSTHI dibentuk?
dr. Inggar Bagus Wibisana merupakan seorang dokter, yang juga seorang abdi dalem penari Keraton Yogyakarta. Di tengah stigma yang disematkan pada anak muda tentang sikap yang cenderung acuh pada budaya, dr. Inggar justru membuktikan sebaliknya. Bagaimana ia membagi kesibukan di tengah karir dan pengabdiannya? Bagaimana dr. Inggar memaknai kebudayaan Jawa?
Nilai-nilai kebudayaan Jawa, sebetulnya memiliki capaian yang sudah sangat tinggi, sejak zaman dahulu. Kesenian Jawa misalnya, memiliki pagelaran yang hanya ada satu-satunya di dunia: wayang. Menggabungkan seni tembang, musik, peran, dan dimainkan dari isya, hingga menjelang subuh. Karena itulah, nilai kebudayaan Jawa sebetulnya telah terserap dalam kebudayaan nasional secara umum. Bagaimana penjelasannya?
Pujangga dalam tradisi kebudayaan Jawa masa lalu, memiliki kelebihan salah satunya mengolah 'penderitaan' dengan menuangkannya ke dalam seni yang manfaatnya dapat dirasakan orang banyak. Dalam tradisi masa kini, sifat ini masih ada. Sala satunya tercermin dari lagu-lagu koplo yang sebetulnya sedih, tapi "dijogeti wae", juga dalam kepercayaan-kepercayaan semacam "dipikir karo mlaku". Lalu, benarkah orang Jawa saat ini sudah tidak seperti dulu?
Dari sekian banyak karakter orang Jawa, "peka" terhadap hal-hal kecil di sekitar adalah salah satu yang khas dari orang Jawa. Itulah mengapa ada sebutan "Jawa Panggone Rasa", atau orang Jawa adalah tempatnya "rasa". Karena kelebihan-kelebihan ini, orang Jawa juga dikenal ahli mengolah rasa. Bagaimana pujangga Jawa tumbuh dengan karakter ini?
Dalam kebudayaan Jawa, sebutan Pujangga pada awalnya disematkan kepada orang-orang terpilih yang mendapatkan wahyu kapujanggan. Gelar ini secara 'resmi' diberikan oleh entitas keraton. Meskipun sampai saat ini, masih ada beberapa orang yang mendapat sebutan pujangga, namun ternyata ada seseorang yang terkenal sebagai "Pujangga Terakhir Tanah Jawa". Siapa kah dia?
Sakjane saat teknologi melebu, budaya dan sastra jawa terancam punah kui tenan ora yo? Saiki lagu-lagu jawa akeh muncul, lha njuk piye kui?
Ra sah mumet, njoget wae kene!
Siapa bilang perempuan selalu benar? Dalam lagu-lagu Jawa, perempuan selalu salah