DALAM upaya pelestarian budaya dan meningkatkan kesadaran civitas academia dan public Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM) meresmikan Pusat Kajian Jawa (Pusaka Jawa) bertepatan dengan perayaan Dies Natalis FIB UGM yang ke-77.
Kegiatan tersebut sekaligus menampilkan berbagai kesenian Jawa, termasuk seni tari, drama musikal, wayang, paduan suara, serta baju adat Jawa.
Lembaga itu hadir dalam upaya memperkuat pengetahuan dan budaya Jawa yang berfokus kepada optimalisasi hilirisasi riset mengenai bahasa, sastra, serta budaya Jawa yang konkret. Nantinya, hasil riset ini akan disajikan dalam paparan yang ringan dengan bahasa yang mudah dipahami dan dinikmati oleh masyarakat luas.
“Kita ini banyak sekali budaya-budaya daerah di Indonesia, termasuk budaya Jawa. Hari ini kita resmikan Pusat Kajian Jawa, untuk melestarikan dan mengembangkan budaya, seni, aksara Jawa untuk menarik minat dan bakat anak-anak muda terhadap untuk belajar tentang Jawa,” ungkap Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, yang juga mantan Rektor UGM periode 2012 – 2014, dalam keterangan tertulis, Jumat (17/3).
Mensesneg juga mengutarakan ke depannya juga akan dikembangkan Pusaka Batak, Pusaka Sunda, Pusaka Dayak, Pusaka Papua, Pusaka Aceh, dan lainnya sehingga generasi muda akan dapat mengenal dan menghidupi budaya Indonesia yang sangat kaya serta beragam.
Upaya menarik minat generasi muda akan budaya daerah menjadi penting sehingga generasi muda tidak hanya terpapar budaya negara lain.
Dalam kesempatan yang sama Rektor Universitas Gajah Mada Ova Emilia membenarkan pandangan Mensesneg.
“FIB sebagai pusat kebudayaan dari Universitas Gadjah Mada saya kira sudah memberikan peranannya dengan sangat baik. Kita tahu Indonesia memiliki berbagai budaya yang perlu dilestarikan, dan saya senang FIB telah melakukannya. Tidak hanya budaya secara eksplisit, tapi juga langgengnya karakteristik murni bangsa Indonesia,” ungkap Ova.
Dalam kesempatan terpisah, Dekan FIB Universitas Setiadi menyampaikan apresiasi kepada Menteri Sekretaris Negara serta Rektor UGM untuk dukungan penuh bagi Pusat Kajian Jawa.
“Keberagaman kebudayaan yang ada di setiap daerah merupakan kekayaan serta identitas bangsa yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan nasional bangsa Indonesia. Menjaga budaya merupakan tanggung jawab kita semua sebagai warga negara Indonesia. Semoga apa yang kita jaga hari ini, bisa terus kita lestarikan dan wariskan kepada anak cucu kita di masa depan,” ucap Setiadi.
Setiadi menuturkan dalam arti sesungguhnya, Pusaka memiliki makna sebagai benda kuno yang disakralkan serta bernilai khusus dan tinggi. Tidak jarang, masyarakat kita mengaitkannya dengan hal-hal mistis.
Lahirnya Pusat Kajian Jawa (Pusaka Jawa) diharapkan juga menjadi motor yang memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa kata pusaka memiliki makna yang jauh lebih luas daripada sekedar benda seperti keris maupun benda sakral lainnya. Namun juga bermakna sebagai peninggalan budaya yang perlu dilestarikan. (Z-1)
Artikel ditulis oleh Dero Iqbal Mahendra di https://mediaindonesia.com/ Jumat 17 Maret 2023, 10:45 WIB
Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/566361/fib-ugm-resmikan-pusat-kajian-jawa