TheIndonesiaTimes – Sebagai upaya untuk melestarikan budaya Jawa serta meningkatkan kesadaran mahasiswa-mahasiswi maupun publik pada umumnya untuk turut merawat budaya, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM) meresmikan Pusat Kajian Jawa (Pusaka Jawa) pada 7 Maret 2023 bertepatan dengan perayaan Dies Natalis FIB UGM yang ke-77.
Adapun Pusaka Jawa adalah sebuah Lembaga yang bertujuan melakukan upaya penguatan pengetahuan dan budaya Jawa. Dengan fokus pada opitmalisasi hilirisasi riset mengenai bahasa, sastra, serta budaya Jawa yang konkret, Pusaka Jawa bertujuan menyajikan informasi hasil riset tersebut dengan ringan dan dalam bahasa yang mudah dipahami juga dinikmati masyarakat secara lebih luas.
Hadir dalam malam puncak Cultural Night Dies Natalies Fakultas Ilmu Budaya UGM ke-77 ini, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Republik Indonesia Dr. Pratikno, M.Soc.Sc yang juga pernah menjabat sebagai Rektor UGM pada periode 2021-2014.
Mensesneg menyampaikan, “Kita ini banyak sekali budaya-budaya daerah di Indonesia, termasuk budaya Jawa. Hari ini kita resmikan Pusat Kajian Jawa, atau Pusaka Jawa, untuk melestarikan dan mengembangkan budaya, seni, aksara Jawa untuk menarik minat dan bakat anak-anak muda terhadap untuk belajar tentang Jawa. Nantinya akan dikembangkan sehingga ada Pusaka Batak, Pusaka Sunda, Pusaka Dayak, Pusaka Papua, Pusaka Aceh dan lain-lain. Dengan demikian, generasi muda Indonesia juga turut mengenal dan menghidupi budaya kita yang begitu kaya.”
Pratikno juga menambahkan bahwa menarik minat anak muda Indonesia akan budaya daerah menjadi penting sehingga generasi masa depan bangsa tidak hanya terpapar budaya dari negara-negara lain yang marak di Indonesia.
Hadir dalam acara ini Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed, Sp.OG(K), Ph.D serta Dekan FIB Universitas Gadjah Mada Prof. DR. Seteiadi, S.Sos, M.SI.
“FIB sebagai pusat kebudayaan dari Universitas Gadjah Mada saya kira sudah memberikan peranannya dengan sangat baik. Seperti yang kita tahu, Indonesia memiliki berbagai budaya yang perlu dilestarikan, dan saya senang FIB telah melakukannya. Tidak hanya budaya secara eksplisit, tapi juga langgengnya karakteristik murni bangsa Indonesia,” tutur Rektor UGM dr. Ova Emilia.
Dalam kesempatan terpisah, Dekan FIB Universitas Setiadi menyampaikan apresiasi kepada Menteri Sekretaris Negara yang sebelumnya juga menjadi Rektor UGM serta kepada Rektor UGM saat ini untuk dukungan penuh hingga terlahirnya Pusat Kajian Jawa.
“Keberagaman kebudayaan yang ada di setiap daerah merupakan kekayaan serta identitas bangsa yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan nasional bangsa Indonesia. Saya mewakili keluarga besar Fakultas Ilmu Budaya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pratikno yang menggagas Pusat Kajian Jawa, serta Rektor dr. Ova Emilia yang terus mendukung berbagai inisiatif kami di FIB untuk semakin mempromosikan berbagai budaya di Indonesia kepada mahasiswa-mahasiswi kami, juga untuk khalayak luas.Menjaga budaya merupakan tanggung jawab kita semua sebagai warga negara Indonesia. Semoga apa yang kita jaga hari ini, bisa terus kita lestarikan dan wariskan kepada anak cucu kita di masa depan,” ucap Setiadi.
Dalam arti sesungguhnya, Pusaka memiliki makna sebagai benda kuno yang disakralkan serta bernilai khusus dan tinggi. Tidak jarang, masyarakat kita mengaitkannya dengan hal-hal mistis.
Lahirnya Pusat Kajian Jawa (Puska Jawa) diharapkan juga menjadi motor yang memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa kata “pusaka” memiliki makna yang jauh lebih luas daripada sekedar benda seperti keris maupun benda sakral lainnya. Namun juga bermakna sebagai peninggalan budaya yang perlu dilestarikan.***
Artikel ditulis oleh Wijaya di https://theindonesiatimes.com/
Sumber : https://theindonesiatimes.com/mensesneg-pusat-kajian-jawa-fakultas-ilmu-budaya-universitas-gadjah-mada-upaya-pelestarian-budaya-jawa/