Purpose and Value

Urgency

Saat ini ada sekitar 85 juta penutur bahasa Jawa yang menempatkannya sebagai bahasa paling banyak digunakan nomor 15 di seluruh dunia. Selain itu, eksistensi bahasa dan budaya Jawa juga masih cukup tinggi dilihat dari persebarannya baik di Pulau Jawa, luar Jawa, bahkan luar negeri yang dibawa diaspora etnis Jawa. Bahasa Jawa juga menjadi media dari khazanah kesastraan dengan sejarah terpanjang di seantero nusantara, yang terbentang mulai dari sekitar abad ke-9, bahkan tidak jauh dari waktu sejarah kesastraan bahasa internasional dimulai. Banyak produk budaya Jawa juga menjadi elemen terdaftar dalam warisan budaya tak benda UNESCO, seperti keris, wayang, batik, dan gamelan.

Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (2021), penggunaan bahasa daerah baik di rumah atau untuk pergaulan melemah seiring dengan semakin muda usia masyarakat. Hal ini menandakan akan semakin ditinggalkannya bahasa Jawa oleh generasi penerus sehingga jika dibiarkan berlarut pada akhirnya bahasa Jawa menjadi tak terwariskan dan terancam memasuki fase kritis menuju kepunahan. Padahal, pengetahuan dan identitas budaya tidak dapat dipisahkan dari bahasa.

Pendirian Pusaka Jawa adalah jawaban terhadap keresahan tersebut. Pendirian Pusaka Jawa adalah bentuk kontribusi Universitas Gadjah Mada, sebagai Universitas Pusat Kebudayaan, dalam menghadapi tantangan yang tengah dihadapi bahasa, sastra dan budaya Jawa terkait posisinya di tengah arus nasionalisasi dan globalisasi. Melalui program-program Pusaka Jawa, pelestarian dan pengarusutamaan bahasa, sastra, dan budaya Jawa akan dilakukan sehingga objek pemajuan budaya Jawa dapat senantiasa diwariskan.

Value

Hamong: Memberdayakan dan mendampingi masyarakat

Hamot: Netral, independen dan menjembatani perbedaan

Hamemangkat: Memberi manfaat, menghidupi dan mencerahkan

Rilis Terbaru

Lihat Rilis Lainnya