Jakarta: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM) meresmikan Pusat Kajian Jawa (Pusaka Jawa). Pusaka Jawa didirikan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa dan publik akan pelestarian budaya Jawa.
Dalam program ini, Pusaka Jawa menampilkan berbagai kesenian Jawa, termasuk seni tari, drama musikal, wayang, paduan suara, serta baju adat Jawa. Pusaka Jawa merupakan lembaga yang bertujuan melakukan upaya penguatan pengetahuan dan budaya Jawa.
Dengan fokus pada opitmalisasi hilirisasi riset mengenai bahasa, sastra, serta budaya Jawa yang konkret, Pusaka Jawa juga menyajikan informasi hasil riset tersebut dengan ringan dan dalam bahasa yang mudah dipahami juga dinikmati masyarakat secara lebih luas.
“Kita ini banyak sekali budaya-budaya daerah di Indonesia, termasuk budaya Jawa. Hari ini kita resmikan Pusat Kajian Jawa, atau Pusaka Jawa, untuk melestarikan dan mengembangkan budaya, seni, aksara Jawa untuk menarik minat dan bakat anak-anak muda terhadap untuk belajar tentang Jawa,” kata Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno dalam keterangannya, Kamis, 16 Maret 2023.
Nantinya, kata Pratikno, akan dikembangkan pula untuk daerah-daerah lain di Indonesia, seperti Pusaka Batak, Sunda, Dayak, Papua, hingga Aceh. “Dengan demikian, generasi muda Indonesia juga turut mengenal dan menghidupi budaya kita yang begitu kaya,” kata Rektor UGM periode 2021-2014 ini.
Pratikno menambahkan, menarik minat anak muda Indonesia akan budaya daerah menjadi penting. Sehingga generasi masa depan bangsa tidak hanya terpapar budaya dari negara-negara lain yang kian giat masuk ke Indonesia.
Rektor UGM, Ova Emilia mengatakan, FIB sebagai pusat kebudayaan dari Universitas Gadjah Mada sudah memberikan peranannya dengan sangat baik. “Seperti yang kita tahu, Indonesia memiliki berbagai budaya yang perlu dilestarikan, dan saya senang FIB telah melakukannya. Tidak hanya budaya secara eksplisit, tapi juga langgengnya karakteristik murni bangsa Indonesia,” tutur Ova.
Dekan FIB UGM, Setiadi menyampaikan apresiasi kepada Pratikno yang sebelumnya juga menjadi Rektor UGM serta kepada Rektor UGM saat ini untuk dukungan penuh hingga terlahirnya Pusat Kajian Jawa. Menurutnya, keberagaman kebudayaan yang ada di setiap daerah merupakan kekayaan serta identitas bangsa yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan nasional bangsa Indonesia.
“Saya mewakili keluarga besar Fakultas Ilmu Budaya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pratikno yang menggagas Pusat Kajian Jawa sebagai serta Ibu Rektor Ova Emilia yang terus mendukung berbagai inisiatif kami di FIB untuk semakin mempromosikan berbagai budaya di Indonesia kepada mahasiswa-mahasiswi kami, juga untuk khalayak luas,” ucap Setiadi.
Menurut Setiadi, menjaga budaya merupakan tanggung jawab kita semua sebagai warga negara Indonesia. “Semoga apa yang kita jaga hari ini, bisa terus dilestarikan dan wariskan kepada anak cucu kita di masa depan,” ujar Setiadi.
Dalam arti sesungguhnya, Pusaka memiliki makna sebagai benda kuno yang disakralkan serta bernilai khusus dan tinggi. “Tidak jarang, masyarakat kita mengaitkannya dengan hal-hal mistis,” terangnya.
Lahirnya Pusat Kajian Jawa (Puska Jawa) diharapkan juga menjadi motor yang memberikan edukasi kepada masyarakat, bahwa kata “pusaka” memiliki makna yang jauh lebih luas dari pada sekadar benda seperti keris maupun benda sakral lainnya.
“Namun juga bermakna sebagai peninggalan budaya yang perlu dilestarikan,” tutup Setiadi.
Artikel di tulis oleh Citra Larasati • 16 Maret 2023 22:30 di Medcom.id
Sumber : https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/yKXEw2aN-ugm-kini-punya-pusaka-jawa-mensesneg-agar-tak-hanya-terpapar-budaya-asing